Rabu, 27 November 2013

Hidup Satu Detik

          Bab I.
           Sepulang sekolah, aku masih berdiri di depan sekolah menanti jemputan supirku, Pak Dirma. Sekolah sudah terlihat sepi dan hanya ada tukang kebun sekolah dan satpam di depan sekolah.
   '' Eh sineng ngapain berdiri disitu? Nunggu jemputan ya? '' ujar pak Budiman selaku satpam sekolah.
   '' Apaan sih pak! Namaku Tasya! Bukan sineng paakkk. '' ujarku sambil menghampirinya.
   '' Nah iya duduk sini aja sama bapak, daripada berdiri disana kepanasan, terus barangkali ada penculikan gimana hayo? '' jawab satpam itu.
Ya, pak Budiman seorang satpam yang sopan santun dan baik hati pada seluruh siswa siswi disekolahku. Namaku Tasya, remaja SMA yang hidupnya lemah dan mungkin hanya memiliki sedikit waktu lagi untuk bernafas dan menikmati indahnya hidup ini. Setelah lama menunggu jemputan, akhirnya pak Dirma datang dengan menggunakan mobil papa.
   '' Pak man, aku pulang dulu ya! Trimakasih loh sudah nemenin Tasya nunggu jemputan.'' ujarku sambil berjalan menuju ke mobil.
   '' Iya samasama sineng, hati-hati ya! '' jawab pak Budiman.
          Sepulang sekolah ini aku tak langsung pulang kerumah, aku harus ke Rumah Sakit untuk kontrol penyakit yang ada di tubuhku ini, memang sudah lama aku mengidap penyakit Kanker Darah/Leukimia, semakin hari semakin tak karuan saja.
   '' Pak, mama kemana sih? Kok gaikut nemenin Tasya kontrol? '' ujarku kepada Pak Dirma.
   '' Maaf dek Tasya,tadi mama sama papa baru saja menuju ke Airport untuk pergi ke Singapura menyelesaikan bisnisnya. Ini ada uang dari mama untuk dek Tasya,mungkin pulangnya satu bulan lagi ''
Mendengar ucapan pak Dirma aku bingung, kenapa mama dan papa tidak mengatakannya sejak tadi malam. Mungkin mereka terlalu sibuk dengan bisnisnya sehingga mereka tak peduli dengan hidupku yang mungkin sudah sangat singkat.
          Akhirnya sampai juga di rumah sakit, aku langsung saja turun dari mobil dan menuju ke ruangan dokter Farhan, sebelumnya aku sudah memiliki janji dengannya untuk kontrol di hari ini. Ku ketok-ketok pintu ruangannya dan susterpun membukanya.
   '' Iya silahkan masuk Tasya. '' sambut dokter Farhan dengan halus.
   '' Iya terimakasih dok, bolehkah saya duduk? Sebelumnya saya ingin berkonsultasi dulu. ''
   '' Silahkan, bagaimana keadaanmu selama satu bulan ini? Terlihat membaik atau bagaimana? ''
   '' Sepertinya tidak dok, saya sering mimisan dan lemas. ''
   '' Hm.. Baiklah, mari saya periksa. ''
Dokter dan suster menyiapkan peralatan yg akan digunakan untuk memeriksaku. Setelah semuanya siap aku dipersilahkan berbaring ditemani suster selaku asisten dokter Farhan. Seperti biasa aku diperiksa dan disuntik, memang sangat menyiksa bagiku, tetapi sudahlah, aku berharap semuanya akan baik-baik saja. Setelah semuanya selesai, aku menuju meja dokter kembali bersama suster dan dokter Farhan.
   '' Tasya jarang minum obat ya? '' ujar dokter farhan sambil menuliskan nama-nama obat yg harus ku minum.
   '' Sekarang gak teratur dok, memangnya ada apa? Keadaan Tasya sudah membaik kan dok? ''
   '' Tasya, tolong minum obatnya yang teratur lagi yah, keadaanmu sudah mulai tak membaik lagi. Jujur saja, saya sudah tidak bisa memberimu tindakan apa-apa lagi, saya hanya bisa memberi kamu obat dan sedikit suntikan untuk mengurangi rasa sakit yang ada di dalam tubuhmu. ''
   '' Iya dok saya tau umur saya sudah tidak lama lagi, saya sangat berterimakasih pada dokter. Ini ada uang untuk membayar obat dan pemeriksaannya''
   '' Baiklah terimakasih, jangan lupa bulan depan untuk kontrol lagi, oh iya ini obatnya. Diminum setelah makan,minum obat yg teratur ya ''
   '' Ok dok, terimakasih. Saya pamit dulu. ''.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar